Mobil Listrik Lebih Merusak Lingkungan? Kok Bisa?

Dampak Negatif Produksi Mobil Listrik di China – Akhir-akhir ini trend perubahan dari kendaraan berbahan bakar fosil menuju energi terbarukan nampaknya semakin menguat. Hal tersebut terlihat dari beberapa pabrikan yang mulai menciptakan produk-produk terbarunya yang menggunakan tenaga listrik. Beberapa negara pun sangat mendukung dengan hal tersebut tak terkecuali dengan Tiongkok. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, Tiongkok dijadikan pusat studi mobil listrik, dan diprediksi akan berkembang pesat pada tahun 2020.

Dampak Negatif Produksi Mobil Listrik Di China

Hal tersebut tentu sangat menggembirakan, pasalnya tak hanya dari sisi bisnis saja, namun mobil listrik yang disebut-sebut lebih ramah lingkungan ini juga menjadi salah satu cara untuk dapat mengurangi polusi udara yang terjadi karena penggunaan bahan bakar fosil. Dalam tiga tahun mendatang, diprediksi tidak kurang dari lima juta kendaraan listrik akan memenuhi jalanan di negeri Tirai Bambu tersebut. Namun meskipun disebut-sebut lebih ramah lingkungan, mobil listrik di China rupanya memiliki kekurangannya tersendiri.

Dilansir dari Carscoops pada 7/7/17, produksi masal mobil listrik di China disebut-sebut justru menimbulkan masalah baru. Pasalnya, jika beberapa negara yang juga mengembangkan mobil listrik dalam produksinya menggunakan sumber tenaga bersih, di China produksi mobil listrik ini masih menggunakan bahan bakar fosil untuk menghidupkan mesin produksi. Hal tersebut pun disebut-sebut justru meningkatkan gas buang dan konsumsi energi dari pabrik.

Hal ini tentu menjadi perhatian yang cukup serius. Pasalnya, berdasarkan informasi yang Mas Sena dapatkan dari Bloomberg, rata-rata mobil listrik di Amerika Serikat memiliki dampak gas rumah kaca setengah dari mobil konvensional. Bahkan, di negara-negara lain, dampak gas rumah kaca yang dihasilkan dari mobil listrik tersebut memiliki jumlah yang lebih sedikit lagi. hal ini justru berbanding terbailk dengan yang terjadi di China.

Tak hanya itu saja, sebuah studi yang dilakukan oleh insinyur di negeri Tirai Bambu tersebut bahkan menunjukan produksi kendaraan listrik di China benar-benar menghasilkan peningkatan emisi gas rumah kaca sekitar 50%. Gas rumah kaca sendiri merupakan gas yang dapat merusak lingkungan sehingga keberadaanya memang harus diminimalisir.