Mei 2020, Penjualan Mobil Bakal Lebih Parah dibanding April 2020

Diprediksi bahwa penjualan mobil akan mengalami kemerosotan angka secara tinggi di bulan Mei 2020

Penjualan Mobil Bakal Terjun Bebas pada Mei 2020 – Dikarenakan wabah pandemi Covid-19, penjualan mobil mengalami penurunan yang sangat tinggi. Hal itu pun lambat laun mulai dirasakan oleh beberapa agen merk di Tanah Air. Seperti pihak PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang diklaim alami penurunan seanyak 52.9% jika disandingkan dengan bulan sebelumnya.

Meski demikian, kondisi pada bulan April 2020 kabarnya bukan merupakan penjualan yang paling parah meski penurunannya sangat tinggi. Sebab, jika melihat dari kondisi pandemi yang sampai detik ini masih belum mereda serta adanya program PSBB, tentu saja bakal banyak berpengaruh pada grafik penjualan kendaraan di Indonesia.

Penjualan Mobil Bakal Terjun Bebas Pada Mei 2020

“Prediksi bulan depan ada dua, kalau whole sales (pabrik ke diler) kecil banget, karena tak produksi, dan kalau produksi hanya untuk ekspor. Kami lihat brand lain pun sama, whole sales pasti di bawah 1.000 unit,” demikian ungkap Direktur Pemasaran PT ADM, Amelia Tjandra, saat teleconference bersama media beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, jika menengok dari penjualan retail sendiri, secara otomatis dikarenakan akan ada liburan panjang maka pada Mei 2020 grafik penjualan akan mengalami penurunan kembali.

Tak hanya itu saja, bahkan dalam kesempatan lain, Amel sendiri juga turut memberikan spekulasi bahwa pada April 2020 lalu, walaupun angka penjualan turun tinggi namun belum yang terparah. Justru Amel mengungkap bahwa pada Mei 2020, penjualan akan jauh lebih parah lagi. Apalagi, selain Corona, daya beli masyarakat yang mulai melemah serta aturan leasing yang kini lebih ketat dipastikan bakal jadi faktor utama yang begitu berpengaruh.

“Semua sangat hati-hati, makannya pembelian tunai naik, karena untuk dapat approval kredit saat ini bukan sesuatu yang mudah,” tegasnya.

Selain Daihatsu, tentu adanya penurunan angka penjualan ini juga bakal turut dirasakan oleh beberapa pabrikan lain. Seperti Honda, Toyota, atau Nissan. Hal tersebut tentu menjadi sebuah kewajaran mengingat kondisi seperti saat ini yang begitu memprihatinkan.